Pages

Monday 4 February 2013

Balasan dari jenis amal

Balasan Dari Jenis Amal

Dari Abdurrahman As-Sulamy, dia berkata, “Aku masuk masjid, dan pada waktu yang sama Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berada diatas mimbar. Dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepada salah seorang dari para nabi Bani Israel: Katakanlah kepada orang-orang yang taat kepada-Ku dari umatmu, `Janganlah mereka mengandalkan amal mereka, karena Aku tidak menggerakkan seseorang pada hari Kiamat saat hisab, kemudian Aku berkeinginan untuk mengazabnya melainkan Aku pun mengazabnya’. Katakan kepada orang-orang yang durhaka kepada-Kudari umat- mu, `Janganlah mereka putus asa, karena Aku mengampuni dosa-dosa besar, dan Aku tidak peduli. Tidak ada diantara penduduk kampung, tidak pula penduduk kota, dan tidak pula penduduk bumi, tidak pula orang khusus dan seorang wanita berada pada apa yang Kucintai, sehingga Aku pun berada pada apa yang dicintainya, kemudian dia beralih dari apa yang Kucintai kepada apa yang Kubenci, melainkan Aku juga beralih dari apa yang dicintainya kepada apa yang dibencinya. Sesungguhnya tidak ada dari penduduk kota, tidak pula penduduk bumi, laki-laki khusus maupun wanita, yang berada pada apa yang Kubenci, kemudian dia beralih dari apa-apa yang Kubenci kepada apa yang Kucintai, melainkan Aku juga beralih dari apa yang dibencinya kepada apa yang dicintainya’. Bukan termasuk golongan orang yang meramalkan keburukan atau meminta agar diramalkan baginya. Aku dengan akhlakku adalah bagiku.” (Diriwayatkan Ath- Thabrani di dalam Al-Ausath, di dalamnya ada Isa bin Muslim Ath Thahawy, yang menurut Abu Zar’ah, dia adalah lemah, sedangkan rijal yang lainnya tsiqat. Majma Az-Zawa’id, 1/307)
Mengkhawatirkan Amal lebih Berat daripada Amal itu Sendiri
Diriwayatkan dari Abud-Darda’, dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Sesungguhnya mengkhawatirkan amal lebih berat daripada amal itu sendiri. Sesungguhnya seseorang benar-benar mengerjakan amal lalu ditetapkan baginya amal orang lain yang shalih yang dikerjakannya secara sembunyi-sembunyi, yang pahalanya dilipatgandakan tujuh pluh kali. Lalu syetan senantiasa menghampirinya hingga dia menceritakan amalnya kepada manusia dan dia suka dirinya disebut-sebut dan dipuji karena amalnya itu, sehingga amalnya ditetapkan sebagai amal yang dilakukan secara terang-terangan dan sebagai perbuatan riya’. Hendaklah seseorang yang menjaga agamanya, takut kepada Allah dan seseungguhnya riya’ itu merupakan syirik.” (Diriwayatkan Al-Baihaqi. Menurut Al-Hafizh Abdul-Azhim, hadits ini mauquf. At-Targhib, 1/3).
Orang yang Beramal untuk Mencari Ketenaran
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat ialah seseorang yang mati syahid. Dia didatangkan lalu diperkenalkan nikmat- nikmatnya dan dia pun mengenalinya. Allah bertanya, `Apa yang kamu kerjakan didunia?’ Dia menjawab, `Aku berperang karena-Mu hingga aku mati syahid’. Allah berfirman, “Kamu dusta, tapi kamu berperang agar dikatakan, `Dia adalah seorang pemberani’. Maka memang begitulah yang dikatakan. Kemudian Allah memerintahkan kepadanya agar dia ditelungkupkan wajahnya hingga dia dilemparkan ke neraka. Dan, seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkan serta membaca Al- Qur’an, dia didatangkan lalu diperkenalkan nikmat-nikmatnya sehingga diapun mengenalinya. Allah berfirman, `Apa yang kamu amalkan di bumi?’ Dia menjawab, `Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an karena-Mu’. Allah berfirman, `Kamu dusta. Tapi kamu mempelajari ilmu agar engkau dikatakan orang yang berilmu, dan kamu membaca Al-Qur’an agar kamu dikatakan, `Dia adalah qari’, dan memang begitulah yang dikatakan. Kemudian Allah memerintahkan kepadanya hingga dia ditelungkupkan pada wajahnya hingga dia dilemparkan ke neraka. Dan seseorang yang diberi kelapangan oleh Allah dan diberi-Nya berbagai macam harta, semuanya. Lalu dia didatangkan, lalu diperkenalkan nikmat-bnikmatnya kepadanya sehingga diapun mengenalinya. Allah berfirman, `Apa yang kamu kerjakan di dunia?’ Dia menjawab, `Aku tidak meninggalkan satu jalanpun yang Engkau suka jika di keluarkan shadaqah padanya, melainkan aku mengeluarkan shadaqah padanya karena-Mu’. Allah berfirman, `Kamu dusta’. tapi kamu mengerjakannya agar dikatakan, `Dia adalah orang yang dermawan’, dan memang begitulah yang dikatakan’. Kemudian Allah memerintahkannya hingga dia ditelungkupkan pada wajahnya kemudian dia dilemparkan ke neraka.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi dan An- Nasa’i).[*]

No comments:

Post a Comment